The Knock - Short Story by Fauzan Musyafa


Aku tinggal di rumah putih kecil di komplek besar yang sekitarnya terbiasa kosong, dan aku memang tak pernah meramaikannya. Aku orang yang tidak suka melakukan hal hal yang membuatku capek seperti olahraga. Malasnya aku hingga aku tidak mau kasih tahu namaku kepada kalian.
                Aku terbiasa hidup dipenuhi dengan bangun, nonton TV, makan, dan tidur. Dan aku pikir itu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan. Aku biasanya menonton siaran berita di TV walaupun aku tahu itu sangat membosankan, dan aku tidak bisa dengan mudah menghilangkan kebiasaan ‘keren’ ku ini.
                Besoknya, aku bangun dari tempat tidur putihku, lalu menuju kamar mandi putih ku untuk cuci muka, dan aku duduk di sofa putih ku dan menonton TV. Seperti biasa beritanya membosankan, tentang Pilkada 2017. Kau tahu? Aku tidak
peduli apapun apalagi politik. Aku menonton terus, hingga ada yang mengetuk pintu.
                                tok tok tok
Mungkin aku merasa agak kaget. Bagaimana tidak? Hampir tiga tahun suara itu tidak sampai ke telingaku. Aku pun mencoba untuk tidak memperdulikannya karena nanti aku tidak ‘keren’ lagi.
                                TOK TOK TOK!
                Suara itu terdengar lebih keras sehingga membuat telinga ku agak ‘sakit’ walaupun lumut sudah memenuhi si indra pendengar. Aku pun mencoba untuk berdiri dan berjalan ke arah pintu. Kubuka dan kulihat seorang kakek tua. Ia memakai baju yang kumal, tas rombeng, celana pendek robek yang tidak dijahit, dan dia tidak memakai alas kaki. Entah kenapa kaki dan tangannya berdarah. Mungkin terjatuh, atau dijatuhkan? Ah, Bodo amat!
                Dari awal kukira itu pengemis yang suka meminta minta hingga aku menutup pintunya tanpa bicara sedikitpun. Aku benci pengemis karena mereka tidak keren seperti aku. Aku kembali menonton, dan segera tidur kembali. Berulang ulang hingga datangnya esok hari.
                Aku terus melakukan kegiatanku. Sofa empukku benar benar tidak bisa ditolak. Jika kalian bingung aku dapat sofa darimana karena aku tidak bekerja, ini rumah keluargaku yang dulu. Aku hidup bersama keluargaku dulu dengan....
                                TOK TOK TOK!
                Bahkan sebelum aku selesai bercerita, suara itu menusuk telingaku lagi. Haah, aku berharap itu bukan orang dengan pakaian kumal dan tubuh terluka karena itu akan sangat mengangguku. Dan sayangnya, dialah orangnya. Aku melakukan hal sama dengan yang kemarin, benar benar tanpa bicara. Sepertinya aku sudah bisu sekarang karena aku tidak pernah bicara lagi. Kebiasaan keren ku menungguku, hingga aku duduk lagi di Sofa layaknya orang sok kaya.
                Benar benar sampai esok hari kulakukan seperti itu. Dan kuulang lagi hari ini hingga
                                TOK TOK TOK!
                Yaaah, sepertinya masih ada harapan kalau itu bukan ‘si kakek tua kumal’.
Mungkin, harapan terakhirku yang dikabulkan tuhan adalah harapanku saat berumur sepuluh tahun. Buktinya aku kembali bertemu dengan kakek menyebalkan itu. Kupatahkan satu bagian kecil dari kayu di pintu ku karena aku mendobraknya. Aku cukup, maksudku sangat terganggu dengan orang tua tak beralas kaki yang mengetuk pintu hingga membuat pintu itu rusak, walaupun bukan salahnya. Aku melanjutkan kegiatanku tanpa rasa senang.
                Mungkin kalau diceritakan akan membosankan, tapi orang tua itu terus mengetuk pintu hingga dua hari kedepan. Sudah lima hari dia mengganggu ku. Tapi aku tak memiliki rasa ingin tahu sedikitpun.
                Keesokan harinya, aku masih melakukan kegiatanku. Dan sepertinya aku akan menambahkan ‘membuka pintu untuk si kakek tua’ kedalam jadwal kegiatan keren ku. Aku menonton TV. Berita masih muncul dan aku tetap menonton itu. Membosankan? Ya, aku tahu... tapi ini adalah.... tunggu sebentar. Sepertinya berita hari ini lumayan menarik.... Kasus Kriminal!
                Seorang ibu rumah tangga terbunuh dan memiliki luka di bagian kepalanya. Kata reporter wanita itu tidak dibunuh dengan senjata, tapi dengan tangan, atau kaki, atau sejenisnya lah... Diperkirakan pembunuhan itu terjadi jam delapan pagi, dan lima hari yang lalu. Hmmm, aku suka berita ini. Cukup keren karena membuatku sedikit berpikir aneh.Hei, biasanya aku malas untuk berpikir, tapi sekarang aku berpikir aneh.
                Yaah, aku kembali ke tempat tidurku untuk kembali tidur. Ngomong ngomong tempat tidur, aku biasa bangun jam tujuh pagi. Lalu.... aku menonton TV jam delapan pagi. Tunggu, kasus pembunuhan terjadi lima hari yang lalu?

Apakah dia terus berdiri disana, dan masih ingin menggangguku ??? [Siojangrimis]

Komentar